KJJT Adalah Amal Jariah

Advertisement

KJJT Adalah Amal Jariah

Senin, 01 Juni 2020

KJJT sebenarnya singkatan dari Komunitas Jurnalis Jawa Timur. Tidak ada satu katapun yang berkaitan dengan ibadah. Tidak ada kata yang semakna dengan amal jariah. Tapi ada niatan pada nama ini. Diniatkan dalam hati. Semoga Tuhan juga setuju. Sebenarnya, ada dua agenda penting yang bisa dikaitkan dengan KJJT. Dua moment itu berkaitan kendati tidak berurutan. Moment pertama adalah ngopi bareng di Sutos pada 11 Februari 2017. Saat itu, puluhan wartawan hadir. Saat itu ada Zamzami Uzair yang nama akun facebooknya Zamzami Putra Langit. Itu teman baik saya sejak dia di JTV, televisi milik Jawa Pos grup. Tapi saat itu saya tidak hadir di acara tersebut. Saya tahu agenda itu dan juga sempat diundang. Tapi saya tidak datang. Kesibukan bekerja lah yang membuat saya harus mengabaikan. Saat itu saya bekerja sebagai wartawan di Harian Pagi Memorandum, koran kriminal di Surabaya. Tidak ada perkembangan yang berarti setelah pertemuan itu. Itu setahu saya karena memang saya tidak terlibat di dalamnya. Bisa jadi, sejak itu KJJT sudah berkembang tanpa sepengetahuan saya. Mungkin hanya Slamet Maulana yang biasa disapa dengan Ade, yang paham. Dia hadir di pertemuan itu dan juga pertemuan-pertemuan setelahnya. Suatu saat, saya, Zamzami, dan Ade, bertemu di Angkringan Mbah Cokro, Jalan Raya Prapen 22, Surabaya. Kami bertiga ngopi. Biasa.. hanya ngopi sambil ngobrol ringan. Saat itulah, Zamzami mengatakan kegundahannya. Tentang kualitas wartawan yang campur dan banyak jenjang. Mulai yang tidak bisa menulis, hanya grudak-gruduk tanpa media, sampai dengan ID card yang diperjualbelikan. “Enek bakul akik nang Taman Bungkul sing majang pers card nang eberan (ada penjual batu akik di Taman Bungkul yang memajang kartu pers di lapaknya-red),” katanya. Kegundahan itu membuat Zamzami ingin membenahi. Merangkul mereka dan mengajaknya belajar. Belajar menulis dan beretika. Zamzami memang dibesarkan di lingkungan Jawa Pos. Lingkungan yang lebih mengedepankan kemampuan jurnalistik dan etika. Banyak cerita tentang teman saya di Jawa Pos yang harus diakhiri pengabdiannya karena tidak beretika. Pekerja yang merokok saja, di Jawa Pos, bisa kehilangan asuransi kesehatan mereka. Nah, saat itu, saya pun menimpali dan menyatakan kesanggupan untuk membantunya. Saya katakan, saya tidak banyak kenal dengan teman teman di mingguan dan media online rintisan. Beberapa nama memang saya kenal. Tapi saya tidak mengenal banyak teman-teman mingguan ataupun media online rintisan. Kurang dari 10 orang yang saya kenal. Sayangnya, rencana saya dan Zamzami lebih jauh tidak bisa terwujud. Tuhan ternyata lebih mencintainya dan memanggil Zamzami pulang. Saya mendengar kabar duka itu. Banyak teman Zamzami yang memberi kabar. Tapi saya tidak bisa bertakziah. Iya.. lagi-lagi kesibukan saya bekerja yang membuat saya tidak bisa datang. Nah, sampai beberapa hari kematian Zamzami, Ade datang dan menagih janji saya. Haah… janji apa? Saya kenal Ade tapi tidak dekat. Hanya beberapa kali ngobrol. Saya tahu nama Ade sebagaimana Ade juga tahu nama saya. Kami tidak akrab. Ternyata Ade menagih janji saya kepada Zamzami, saat itu. Janji saya yang akan membantu Zamzami merangkul teman-teman media dan belajar bersama. Belajar menulis dan beretika dalam koridor jurnalistik. Berdasar regulasi yang berlaku. Berdasar norma yang ada. Ah, sudah lah. Saya memang tidak pernah menjanjikan apa-apa kepada Ade. Janji itu saya ucapkan kepada Zamzami, sahabat saya. Akhirnya saya berniat membayar janji itu. Tapi sudah bukan menepati janji membantu Zamzami mengajar belajar bareng. Niatan saya, menjadikan ide Zamzami mengajak teman media itu belajar sebagai amal jariah. Amal itu sebagai dukungan pahala untuk Zamzami karena bagaimana pun, ide KJJT berasal dari otaknya. Bermula dari kegundahan hatinya. Semoga Tuhan menjadikan ide Zamzami mendirikan KJJT sebagai amal yang tidak akan terhenti pahalanya. Saya juga demikian. Saya berharap apa yang saya lakukan di KJJT juga menjadi amal bagi saya. Juga kelak andai saya pun menyusul Zamzami. Semoga Tuhan juga menjadikan sedikit sumbangsih saya di KJJT sebagai amal jariah. Oleh: Noor Arief Prasetyo